Situs Alas Kebutan: Destinasi Wisata Purbakala Penuh Teka-Teki
Situs Alas Kebutan
Berdasarkan Legenda
Sebenarnya,
terdapat banyak versi mengenai legenda Situs Alas Kebutan yang tersebar di
masyarakat. Akan tetapi berdasaran paparan Heyu sebagai ketua Komunitas Asta
Gayatri, menurut cerita masyarakat, Dusun Setren merupakan wilayah kaum
perempuan. Menurut legenda, jika terdapat masyarakat lokal yang melahirkan bayi
laki-laki, maka mayoritas bayi-bayi tersebut akan meninggal dunia.
Diduga Sebagai Lokasi
Perbengkelan
Secara
geografis Situs Alas Kebutan terletak di dataran tinggi yang tampak
berbukit-bukit. Devi sebagai anggota Komunitas Asta Gayatri menduga lokasi ini merupakan
produsen batu-batu andesit kualitas terbaik, sebab terjadi proses pengangkatan
kulit bumi. Kemudian Devi berpendapat bahwa arca raksasa di situs ini mungkin
tergolong sebagai unfinish atau belum
selesai. Oleh karena itu, Situs Alas Kebutan diduga sebagai lokasi
perbengkelan.
Secara umum perbengkelan merupakan tempat pembuatan benda-benda purbakala seperti arca, baik setengah jadi atau benar-benar selesai sebelum dikirim ke tempat-tempat si pemesan. Selain itu, jika ditelaah melalui keberlanjutan masa-masa prasejarah, perbengkelan juga ditemukan di tempat-tempat yang memiliki batu-batu andesit dengan kualitas terbaik.
Teka-Teki Arca Raksasa di Situs Alas Kebutan
Agung selaku seksi pendidikan di Komunitas Asta Gayatri berpendapat bahwa arca raksasa di Situs Alas Kebutan bukan berasal dari masa prasejarah. Tetapi paling tidak berasal dari masa klasik, seperti masa Hindu atau Buddha. Hal ini dapat dilihat dari ukiran yang menyerupai tali di tubuh arca. Tali semacam ini dapat disebut sebagai upawita atau tali kasta.
Arca raksasa Situs Alas Kebutan mungkin adalah kala atau patung penjaga. Pasalnya, kala atau arca perwujudan biasanya juga memakai upawita. Misalnya, di patung perwujudan Ratu Rajapatni Gayatri di Candi Boyolangu. Akan tetapi, arca ini mungkin tergolong sebagai arca unfinish atau arca yang belum selesai. Hal ini diduga melalui temuan pahatan-pahatan yang kasar.
Selain itu, jika diamati baik-baik pada bagian kepala arca terdapat pahatan yang menyerupai mahkota. Rambutnya juga tampak tergelung. Namun, di bagian bawah seolah-olah arca terlihat belum selesai dipahat. Berdasarkan diskusi dengan anggota Komunitas Asta Gayatri lainnya yakni Mustakim, Agung menduga mungkin di bagian kiri arca adalah gada. Akan tetapi, secara umum gada biasa terdapat di sebelah kanan.
Agung juga menjelaskan perihal pendapat-pendapat lain yang menyatakan bahwa arca raksasa yang ditemukan adalah Siwa, Bima, atau membentuk arca-arca perwujudan yang lain. Sayangnya, karena pembuatan arca yang dinilai belum selesai, hal ini tidak dapat diidentifikasi secara pasti, melainkan hanya dapat menyampaikan dugaan-dugaan secara teroritis.
Meminjam istilah gramadewa dari Agus Aris Munandar, Agung menduga mungkin arca ini merupakan gramadewa yang dimaksud. Sedangkan berdasarkan istilah, gramadewa adalah arca-arca yang dipuja masyarakat lokal. Gramadewa juga cenderung sukar diidentifikasi dengan ciri-ciri Hindu atau Budha. Akan tetapi, gramadewa tetap dipengaruhi kebudayaan-kebudayaan sebelumnya, seperti kebudayaan di masa praaksara.
Namun setelah datangnya pengaruh Hindu-Buddha, gramadewa tetap disembah dengan menambah atribut-atribut dari kebudayaan-kebudayaan baru, meskipun tidak secara sempurna. Kemudian, jika arca raksasa di Situs Alas Kebutan benar-benar gramadewa tentunya hal ini menunjukkan adanya keberlanjutan dari tradisi spiritual di wilayah Setren. Agung menjelaskan bahwa gramadewata muncul di akhir masa Kerajaan Majapahit, di mana terjadi perubahan sosial di masyarakat. Pasalnya, Islam menyebabkan kemunduran Hindu-Buddha di Nusantara. Dampakknya, unsur-unsur budaya lokal kembali terangkat.
Terlepas dari semua itu, Agung menilai Situs Alas Kebutan merupakan wilayah yang sejak lama dipakai sebagai pemukiman, baik permanen atau insidental, sebab ditemukan benda-benda purbakala lainnya. Namun lagi-lagi, arca raksasa dan area Situs Alas Kebutuhan tetap membutuhkan penelitian yang mendalam.
Batu Persegi Panjang dan Jawaban yang Terkubur
3 comments for "Situs Alas Kebutan: Destinasi Wisata Purbakala Penuh Teka-Teki"
Add your comment